Inkes.id – Tahun ini, ada banyak momentum liburan yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak sekolah, baik libur Ramadan, libur Lebaran Idulfitri di bulan Mei lalu, dan juga yang paling ditunggu-tunggu, yakni liburan akhir tahun pelajaran dari bulan Juni hingga Juli 2021.
Namun, liburan yang biasanya disambut dengan penuh suka cita dan semangat, kini justru menjadi kekhawatiran dan kebingungan bagi orang tua, terutama bagaimana menyiapkan dan mengisi waktu liburan di rumah saja di tengah situasi Pandemi Corona.
Dengan gaya hidup baru di tengah pandemi, orang tua dituntut ekstra kreatif dalam menciptakan dan menghadirkan pilihan kegiatan liburan di rumah bersama anak yang mampu memperkuat menjadi momen kebersamaan yang menyenangkan.

Selain bisa beristirahat dari rutinitas sekolah, anak-anak dan orang tua pun bisa meluangkan waktu untuk bermain bersama dan menjalin ikatan kekeluargaan yang lebih kuat.
Bicara mengenai main bersama, banyak orang tua di Indonesia yang masih mencari cara untuk mengisi waktu liburan dengan menyenangkan, demi menjaga well-being (kesejahteraan hidup) anak, untuk membantunya terhindar dari rasa bosan, moody, stres, kurangnya intensitas sosialisasi dan lainnya.
Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan, bahwa bermain merupakan kebutuhan utam anaka, namun peran orang tua sangat diharapkan.
“Di tengah banyaknya pilihan permainan yang ada saat ini, orang tua berperan penting untuk memilih permainan yang tepat, seperti yang edukatif, sesuai dengan umurnya, serta tidak mengandung unsur kekerasan atau pornografi,” ujarnya dikutip dari rilis Paddle Pop yang diterima Inkes.id, Senin (5/7/2021).
Berikut 5 aspek penting yang perlu diperhatikan orang tua dalam memilih permainan anak ala Paddle Pop:
Berikan proporsi yang seimbang antara permainan virtual dengan permainan yang melibatkan fisik. Permainan fisik bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan koordinasi motorik kasar anak, seperti berlari, melompat, memanjat, mengayuh, dan lain-lain. Untuk kemampuan koordinasi motorik halus, anak-anak bisa diajak membuat prakarya atau konstruksi bangunan mereka sendiri.