Inkes.id – Akibat membentak anak, maka miliaran sel otanya akan rusak. Apalagi, anak pada usia 2-3 tahun. Menerima bentakan, maka akan dapat menggugurkan perkembangan sel-sel otaknya.
Sejumlah penelitian ilmiah menemukan, anak akan berada dalam situasi ketakutan saat dibentak. Rasa cemas, takut dan tekanan ini membuat produksi hormon kortisol di otak meningkat.
Produksi hormon yang berlebihan tersebut bisa memutuskan sambungan dan rusaknya sel-sel pada otak anak.
Salah satunya, penelitian yang dilakukan oleh Lise Elliot, ahli syaraf di Chicago Medical School mengungkap, satu kali bentakan dapat merusak milyaran sel otak anak-anak.
Apalagi, membentak anak pada usia 2 sampai 3 tahun, menerima bentakan itu akan dapat menggugurkan perkembangan sel-sel otaknya.
Namun, sebaliknya, ketika anak diberikan stimulus atau rangsangan positif, seperti kelembutan dan kasih sayang, maka akan sebaliknya, miliaran sel otaknya akan tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sementara itu, penelitian dari National Institutes of Health, berteriak atau membentak anak dapat membuat anak lebih agresif, secara fisik dan verbal.
Berteriak atau membentak anak adalah bentuk meluapkan emosi. Hal ini membuat takut anak-anak dan membuat mereka merasa tidak aman.
Menurut dr. Darmady Darmawan dari Rumah Sakit Omni Pulomas, berbicara kasar pada balita atau sering membentak anak dapat mempengaruhi perkembangan psikologis dan perkembangan otak. Dampak buruknya anak jadi agresif atau sebaliknya.
“Jika sering dibentak, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang agresif, pemalu, minder, atau tidka percaya diri,” ujar Darmady.
Berikut beberapa dampak negatif terhadap anak jika dibentak yang dirangkum Inkes.id dari berbagai sumber:
Anak yang sering dibentak atau dimarahi, akan memicu ia menjadi sosok pemberontak dan keras kepala.
Pemberontak atau penantang ini membuat anak dapat membantah atau tidak akan menurutikata-kata atau nasehat orang tuanya, karena mereka merasa tidak dihargai.

Membentak atau memarahi, menang salah satu cara meluapkan amarah orang tua terhadap anaknya. Namun, hal ini akan berdampak sangat buruk terhadap kepribadian seorang anak.
Jadi, jangan sesekali membentan atau memarahi anak jika tidak ingin anak menjadi pribadi yang keras kepala atau pemberontak. Gunakan cara yang lembut untuk menasehati jika ia berbuat salah.